SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA’ (IPNU)
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’, di singkat IPNU,
adalah salah satu badan otonom yang didirikan oleh NU pada tanggal 20 Jumadil
Akhir 1373 H / 24 Februari 1954 di Semarang.
Sebelum IPNU terbentuk, para pelajar NU sudah mendirikan organisasi di daerah
masing-masing, yang antara satu dengan yang lainnya tidak saling berkaitan. Ada
Persatuan Siswa NO (Persano) – djaman doeloe – di Surabaya
tahun 1939, Iktan Murid NO di Malang tahun 1945, Subbanul Wathon di Madura
tahun 1045, dan lain sebagainya. IPNU didirikan ketika terselenggaranya Kongres
LP Ma’arif di Semarang, dimana basis gerak IPNU adalah di kalangan pelajar,
remaja dan santri. Sejak berdirinya IPNU menjadi salah satu bagian LP Ma’arif
dan baru pada tahun 1966, ketika di selenggarakan Kongres IPNU di Surabaya,
IPNU resmi melepaskan diri dari LP Ma’arif dan menjadi badan otonom NU. Salah
seorang pemrakarsa berdirinya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ (IPNU) adalah
Prof. Dr. KH M. Tolchah Mansur yang lebih di kenal sebutannya dengan nama
“Rekan Tolchah”.
Sejak berdirinya IPNU merupakan kependekan dari Ikatan Pelajar Nahdlatul
Ulama’, dalam perkembangannya, nama IPNU dengan kependekan itu, sejak tahun
1988, melalui kongresnya yang ke-10 di Jombang – di kenal dengan deklarasi
Jombang – kepanjangannya di ganti menjadi Ikatan Putera Nahdlatul Ulama’,
karena harus menyesuaikan diri dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1985 tentang
keorganisasi masyarakatan (Ormas), yang melarang adanya organisasi pelajar di
sekolah, selain Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Namun setelah Orde Baru
tumbang, di saat kebebasan berpendapat dan berekspresi bisa di peroleh dengan
mudah, singkatan itu di kembalikan lagi seperti saat kelahirannya. Melalui
kongresnya yang ke-14 di Surabaya pada tanggal 18-22 Juni 2003, kepanjangan
IPNU kembali seperti semula : Ikatan Pelajar Nahdlatul ‘Ulama.
Makna lambang :
1. Warna hijau melambangkan subur, kuning melambangkan hikmah yang
tinggi dan putih bermakna kesucian. Warna kuning di antara putih melambangkan
hikmah dan cita-cita yang tinggi
2. Bentuk bulat
bermakna kontinyu, Istiqomah, dan terus menerus
3. Tiga titik di
antara di antara kata I.P.N.U , bermakna Islam, Iman, Ihsan
4. Enam strip
pengapit huruf I.P.N.U bermakna rukun iman
5. Bintang berarti
ketinggian cita-cita
6. Sembilan
bintang : lambang keluarga Nahdlatul ‘Ulama.
a. Satu bintang
paling besar di tengah : Nabi Muhammad SAW
b. Empat bintang
di kanan dan kiri : Khulafaur Rosyidin, yakni Abu Bakar As-Shiddiq ra, Umar bin
Khottob ra, Utsman Bin Affan ra, dan Ali bin Abi Tholib ra
c. Empat bintang
di bawah : madzhab empat, yaitu Imam Hanbali, Imam Hanafi, Imam Maliki, dan
Imam Syafi’i
7. Dua kitab :
Al-Qur’an dan Al-Hadits
8. Bulu lambang
ilmu. Dua bulu angsa bersilang melambangkan sintesa antara ilmu umum dan ilmu
agama Islam
9. Sudut bintang
lima bermakna rukun Islam
Para Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) IPNU dari masa ke masa :
1. M Tolchah
Mansoer
(1954-1959)
2. Ismail
Makky
(1961-1963)
3. Asnawi
Latif
(1963-1970)
4. Tosari
Wijaya
(1976-1981)
5. Ahsin
Zaidy
(1981-1988)
6. Zainut
Tauhid
(1988-1996)
7. Hilmy
Muhammadiyyah
(1996-2000)
8. Abdullah Azwar
Annas
(2000-2003)
9. Mujtahidur
Ridho
(2003-2006)
10. Idy
Muzayyad
(2006-2009)
11. Ahmad
Syauki
(2009-sekarang)
Komentar
Posting Komentar